27 November 2013

9:16 PM
     Duduk, sambil menjurulkan kakiku memandangi semua yang ada di depanku. Sebuah mobil mulai bergerak meninggalkan posisinya. Semakin laju mobil putih dengan penuh stiker makanan itu, semakin jelas pula nampak oleh ku sebuah gang yang mengantarkan seorang wanita. Aku semakin penasaran akan paras sebenarnya dari wanita itu kacamataku tak mampu lagi mengakomodasi untuk melihat sosok sejauh itu. Sekalipun aku memaksakan otot-otot mata sampai otot bahuku yang juga ikut penasaran sambil mengakat kepalaku untuk lebih tegap dengan harapan bisa melihat lebih jelas lagi.

     Pria bertelanjang dada yang sedari tadi duduk di sebelahku, mulai memetik gitarnya. semakin lama semakin lembut semakin lambat, seolah menyambut kedatangan gadis itu. Kembaliku kurangi lebar mataku terbuka, kini hanya tinggal segaris saja. Kicauan burung-burung dari pohon sebelah kontrakan ini tak mampu lagi mengusikku, tak mampu mengajakku untuk berkicau bersama mereka.

     Semakin dekat kakinya ke pelataran kontrakan ini, aku berusaha menebak namanya. Beberapa karib SD, SMP, sampai SMA yang masih ku ingat, mulai ku daftarkan di otakku untuk segera diolah. Tak satupun cocok, wajahnya terlalu cerah, bersinar, aku tak berani menatapnya lama-lama. Begitu pula dengan bajunya, merah jambu. Semuda parasnya dan semerah bibirnya. Terlihat jelas dia begitu pintar merias diri. Sebuah penjepit rambut yang lagi-lagi merah jambu,diletakkan tepat diatas telinganya, membuat siapapun yang lewat di dekatnya tak akan rela melewatkan pandangannya begitu saja. Ada yang langsung terpana, melambatkan gerakan, berpura-pura mencari sesuatu, ada pula yang berbalikarah berharap bisa memandangnya lebih lama. Tak kusangka, mobil yang tadi kembali mundur, menghampiri toko tmpatnya brtransaksi sebelumnya.

     Aku mulai geram, menggit bibir ku, atas ulah saudara-saudaraku sejenis itu. Aku tak berdaya, dia bukanlah siapa-siapa untukku, tapi tak salah jika aku berharap agar kelak di jari manisnya, hanya aku seorang yang akan mematrikan tanda sehidup semati.
Kelanjutannya



BaTBoY

0 comments:

Post a Comment