10 April 2014

7:32 AM
     Empat kertas penuh nama telah dilipat sempurna dan masuk sempurna kedalam kotak suara. Cluuub. Tinta biru membasahi kelingking kiri sampai menutup seluruh kuku. Pria itu telah selesai melakukan ritual di bilik penusukan. Tak lama. Kurang dari dua menit, selesai. Beberapa orang disebelahnya masih berlalama-lama. Dua menit yang lalu, pria berkaca mata itu telab turut menentukan nasib negara ini kedepan.

     Di luar, orang2 dan kebanyakan muda gencar membanggakan diri telah ikut golput. Hanya melihat ada nama-nama calon di sekitar trmpat pemilihan, mereka sudah mampu mengklaim merekalah "The Next Corruptor". Walau tak menunjukkan sikap jengkel, pria bertubuh kecil tadi berharap agar pemuda tersebut diaadarkan. Mereka bukanlah anak-anak lagi. Sudah bisa memilih yang baik. Lalu, apa yang tergambar adalah sikap skeptis dari generasi muda akan calon pemimpinnya.

     Jika saja nanti sang pemimpin memberikan perubahan yang baik. Apakah dia punya hak yang sama dengan yang telah memilih. Mereka lah nanti yang dahulu membuat tangan di bawah. "aku kan rakyat negara ini juga"

     Lalu, ketika pemimpin terpilih justru memberikan perubahan yang tidak baik. Mereka tak akan mau mendekat. Mereka akan setengan berlari atau bahkan berlari. "aku kan gak ikut milih"

Manusia di daun talas.

0 comments:

Post a Comment